Pengertian Pengukuran Audio dB SPL yang Wajib Dipahami Audio Engineer dan Music Producer - FISELLA® MEDIA

Minggu, 23 Februari 2025

Pengertian Pengukuran Audio dB SPL yang Wajib Dipahami Audio Engineer dan Music Producer


Dalam dunia audio, pengukuran suara adalah hal yang sangat krusial, terutama ketika kita berbicara tentang tingkat kekerasan suara atau yang dikenal dengan istilah Sound Pressure Level (SPL). Salah satu satuan yang digunakan untuk mengukur SPL adalah desibel atau disingkat dB. Lebih spesifik lagi, kita menggunakan dB SPL untuk menggambarkan kekuatan tekanan suara dalam kaitannya dengan ambang pendengaran manusia.

Apa itu dB SPL?

dB SPL atau desibel Sound Pressure Level adalah satuan logaritmik yang digunakan untuk mengukur kekuatan tekanan suara dalam udara atau medium lain. Pengukuran ini dilakukan dalam kaitannya dengan referensi standar, yaitu 20 µPa (mikropascal) yang merupakan ambang terendah tekanan suara yang bisa didengar oleh telinga manusia normal di lingkungan yang sangat sunyi.

Mengapa kita menggunakan satuan logaritmik? Alasannya adalah karena telinga manusia memiliki rentang pendengaran yang sangat luas, dari suara yang paling lemah hingga suara yang sangat keras. Rentang ini bisa mencapai miliaran kali lipat dalam hal energi fisik, sehingga untuk mempermudah pengukuran, digunakanlah skala logaritmik yang dapat menyederhanakan angka-angka tersebut.

Secara matematis, SPL dapat dihitung dengan rumus berikut:

SPL (dB)=20×log10(PP0)\text{SPL (dB)} = 20 \times \log_{10} \left(\frac{P}{P_0}\right)

Di mana:

  • P adalah tekanan suara yang diukur.
  • P0 adalah tekanan suara referensi (20 µPa).

Contoh Tingkat Kekerasan Bunyi dalam dB SPL

Untuk memberikan gambaran yang lebih konkret mengenai SPL, berikut ini beberapa contoh tingkat kekerasan bunyi yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Desir angin atau napas pelan: sekitar 10 dB SPL. Ini adalah suara yang sangat lembut, hampir mendekati ambang pendengaran manusia.

  2. Perpustakaan yang sunyi: sekitar 30 dB SPL. Ini adalah lingkungan yang tenang dan umumnya nyaman untuk konsentrasi.

  3. Percakapan normal: sekitar 60 dB SPL. Tingkat suara ini biasanya tidak mengganggu dan cukup nyaman untuk percakapan.

  4. Mesin cuci: sekitar 70-80 dB SPL. Suara ini cukup keras dan bisa mengganggu jika didengar dalam jangka waktu lama tanpa adanya peredam suara.

  5. Lalu lintas kota padat: sekitar 85 dB SPL. Suara di lingkungan ini sudah mulai berpotensi menyebabkan stres jika didengar terus-menerus.

  6. Motor atau gergaji mesin: sekitar 100 dB SPL. Ini adalah suara yang sangat keras dan berpotensi merusak pendengaran jika tidak dilindungi dengan alat pelindung.

  7. Konser musik rock: sekitar 110-120 dB SPL. Suara ini sangat keras dan bisa menyebabkan kerusakan pendengaran dalam waktu singkat jika tidak menggunakan penutup telinga.

  8. Jet takeoff (100 meter): sekitar 130 dB SPL. Ini adalah suara yang sangat ekstrem dan dapat menyebabkan kerusakan pendengaran langsung jika seseorang berada dalam jarak dekat tanpa perlindungan.

Tingkat Kekerasan Bunyi yang Bisa Diterima Manusia Menurut WHO

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), paparan jangka panjang terhadap suara dengan tingkat kekerasan di atas 70 dB SPL dapat menyebabkan kerusakan pendengaran permanen. WHO juga menyarankan bahwa tingkat suara yang ideal di lingkungan kerja tidak boleh melebihi 85 dB SPL untuk jangka waktu kerja standar (8 jam per hari). Jika tingkat suara melebihi angka ini, diperlukan pengurangan waktu paparan atau penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti earplugs atau earmuffs.

Untuk lingkungan sehari-hari, WHO merekomendasikan agar kebisingan lingkungan tidak melebihi 55 dB SPL selama siang hari dan 40 dB SPL pada malam hari untuk menghindari gangguan tidur dan masalah kesehatan lainnya.

Mengapa Audio Engineer dan Music Producer Wajib Mengetahui dB SPL?

Sebagai seorang audio engineer atau music producer, pemahaman mendalam tentang dB SPL bukan hanya penting, tetapi merupakan esensi dari pekerjaan itu sendiri. Ada beberapa alasan mengapa penguasaan terhadap konsep ini sangat krusial:

  1. Menghindari Distorsi dan Clipping, Saat bekerja dengan audio, salah satu tantangan terbesar adalah memastikan bahwa sinyal audio tetap dalam rentang yang optimal. Jika sinyal terlalu lemah, suara akan terdengar kurang jelas dan kehilangan detail. Namun, jika sinyal terlalu kuat, dapat terjadi distorsi atau clipping, yang merusak kualitas suara. Dengan memahami dB SPL, seorang engineer dapat menyesuaikan gain dan level secara akurat untuk menghindari masalah ini.
  1. Pengendalian Dinamika, Pemahaman tentang dB SPL memungkinkan seorang music producer untuk mengontrol dinamika musik dengan lebih baik. Ini termasuk memastikan bahwa perbedaan antara bagian yang tenang dan bagian yang keras dalam sebuah lagu tidak terlalu ekstrem, tetapi tetap memiliki dampak emosional yang diinginkan. Penggunaan kompresor, limiter, dan gate semuanya bergantung pada pengukuran dB SPL untuk berfungsi dengan efektif.
  1. Melindungi Pendengaran, Sebagai seorang profesional yang bekerja dengan suara keras setiap hari, penting untuk melindungi pendengaran. Mengetahui tingkat dB SPL di tempat kerja membantu audio engineer dalam mengambil langkah-langkah pencegahan, seperti menggunakan ear protection dan mengambil istirahat reguler untuk mencegah kelelahan pendengaran atau bahkan kerusakan permanen.
  1. Menjaga Konsistensi dalam Mixing dan Mastering, Konsistensi adalah kunci dalam mixing dan mastering. Dengan memahami dan mengukur dB SPL, seorang engineer dapat memastikan bahwa hasil akhir dari sebuah track atau album memiliki keseimbangan yang baik dan bisa diputar di berbagai sistem audio tanpa kehilangan kualitas. Mengukur level SPL secara konsisten membantu dalam mencapai output yang sesuai dengan standar industri.
  1. Mencegah Noise Pollution, Dalam dunia produksi musik, sering kali diperlukan untuk bekerja dalam lingkungan yang sangat sensitif terhadap kebisingan, terutama saat merekam instrumen akustik atau vokal. Pemahaman dB SPL membantu dalam meminimalkan kebisingan latar belakang yang bisa merusak rekaman. Selain itu, mengontrol SPL di ruang kontrol juga penting untuk menghindari kebisingan yang bisa mengganggu orang lain di sekitarnya.
  1. Mengikuti Standar dan Regulasi, Industri audio memiliki berbagai standar dan regulasi yang berkaitan dengan level SPL, baik itu dalam konteks studio, konser live, maupun siaran. Seorang profesional yang kompeten harus bisa memahami dan mematuhi standar ini untuk memastikan bahwa pekerjaan mereka sesuai dengan harapan dan hukum yang berlaku.
Baca Juga

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda