Nama Joseph Haydn, Wolfgang Amadeus Mozart, dan Ludwig van Beethoven adalah tiga pilar utama dalam sejarah musik klasik Barat. Karya-karya mereka masih dipelajari di sekolah musik, dimainkan di konser dunia, dan menjadi fondasi teori musik modern. Namun, di balik kejayaan musikal tersebut, kisah kematian para komposer klasik ini menyimpan fakta-fakta yang jarang diketahui publik.
Artikel ini membahas siapa mereka secara singkat, lalu mengungkap sisi gelap dan unik dari akhir hidup masing-masing.
1. Joseph Haydn – Komposer Besar yang Meninggal dalam Kesunyian Perang
Joseph Haydn (1732–1809) dikenal sebagai “Bapak Simfoni” dan “Bapak Kuartet Gesek”. Ia berjasa membentuk struktur musik klasik yang rapi dan sistematis. Haydn hidup lebih lama dibanding Mozart dan Beethoven, dan sempat menikmati ketenaran di Eropa.
Namun, kematian Haydn terjadi dalam situasi yang ironis. Ia meninggal dunia di Wina saat kota tersebut berada di bawah ancaman invasi pasukan Napoleon. Dalam kondisi fisik yang sudah lemah, Haydn kerap memainkan lagu kebangsaannya sendiri (Gott erhalte Franz den Kaiser) di piano sebagai bentuk penghiburan diri.
Fakta yang jarang diketahui: kepala Haydn dicuri setelah kematiannya oleh dua penggemar fanatik teori frenologi (kepercayaan bahwa kejeniusan bisa dilihat dari bentuk tengkorak). Akibatnya, jasad Haydn dimakamkan tanpa kepala selama lebih dari 100 tahun, hingga akhirnya disatukan kembali pada abad ke-20.
2. Wolfgang Amadeus Mozart – Jenius yang Dimakamkan Tanpa Nama
Wolfgang Amadeus Mozart (1756–1791) adalah simbol jenius musik sejak kecil. Ia menciptakan lebih dari 600 karya, termasuk simfoni, opera, musik kamar, dan karya sakral, dalam usia yang sangat singkat.
Mozart meninggal pada usia 35 tahun, namun penyebab kematiannya masih menjadi perdebatan hingga hari ini. Catatan medis saat itu sangat minim. Beberapa teori menyebutkan demam rematik, gagal ginjal, infeksi streptokokus, bahkan teori konspirasi seperti diracun oleh Salieri—meski teori terakhir ini tidak didukung bukti kuat.
Yang jarang diketahui: Mozart dimakamkan di kuburan massal tanpa nisan. Bukan karena ia miskin ekstrem, melainkan karena kebijakan pemakaman Wina saat itu yang memang mengatur pemakaman sederhana bagi warga biasa. Akibatnya, hingga kini lokasi pasti makam Mozart tidak pernah diketahui.
3. Ludwig van Beethoven – Kematian Tragis Sang Jenius Tuli
Ludwig van Beethoven (1770–1827) adalah jembatan antara era klasik dan romantik. Ia dikenal karena keberanian musikal dan emosi mendalam dalam karyanya, meskipun mengalami tuli total di akhir hidupnya.
Beethoven meninggal setelah bertahun-tahun menderita penyakit kronis. Fakta yang jarang diketahui terungkap dari penelitian modern: rambut Beethoven mengandung kadar timbal yang sangat tinggi. Ini mengarah pada dugaan bahwa ia mengalami keracunan timbal, kemungkinan dari anggur murah atau peralatan medis pada zamannya.
Menariknya, pemakaman Beethoven dihadiri lebih dari 20.000 orang, menjadikannya salah satu pemakaman musisi terbesar di Eropa kala itu—sebuah kontras dengan penderitaan hidupnya.
Penutup
Kematian Haydn, Mozart, dan Beethoven menunjukkan bahwa kejeniusaan tidak selalu berjalan seiring dengan kehidupan yang mudah atau akhir yang damai. Kisah-kisah ini memperlihatkan sisi manusiawi para komposer klasik—rapuh, tragis, dan penuh misteri—yang sering luput dari buku teori musik.
Di balik mahakarya yang abadi, tersimpan cerita kematian yang justru membuat mereka semakin relevan hingga hari ini.
